Selasa, 20 Oktober 2009

Pembunuh VS Tuhan

Menggugat Tuhan Seri-2 ( iteling@global.com)
Pembunuh : Aku Belum Terima, bagaimana mungkin aku menyatu denganmu, karena Engkau adalah Subjek, sedangkan aku adalah Objek
Cobalah lihat dirimu sendiri, cel kuku dan cel rambut berbeda dengan kesadaran cel kulit dan cel saraf. Cel daging di kaki, dia sadar sebagai cel, tetapi dia tidak sadar sebagai kaki, walaupun dia sudah bekerja sebagai kaki. Tanganmu menyatu dengan tubuhmu bukan,,? dia adalah objek sedangkan pikiranmu atau kemanusiaanmu adalah subjek. Pikiranmu sadar sebagai manusia, tetapi pikiranmu belum sadar sebagai roh, walaupun roh telah menyebabkan kamu memiliki kesadaran. Walaupun pikiranmu belum sadar sebagai roh, tetapi dia percaya kepada roh berdasarkan logika dan pengamatannya. Kembali kepada pokok persoalan, kenapa aku menyusuruh umat menyembah aku,? Adalah dengan tujuan agar pikirannya selalu mengarah kepada roh, dengan demikian lambat laun kepercayaannya kepada roh akan berubah menjadi kesadaran bahwa dirinya adalah roh. Hal ini sama dengan kayu yang sudah kering, jika diberi panas terus menerus akan menjadi panas dan terbakar, menjadi api yang dapat membakar kayu yang lainnya. Kamu katakan menyembah Tuhan, berarti menyembah diri sendiri itupun tidak salah, karena hakikat dirimu sendiri adalah roh juga. Kamu bisa menemukan aku dengan menengadah keatas menatap kekosongan, karena aku juga berada dalam kekosongan, disisi lain kamu juga bisa mencari aku dengan cara masuk kedalam dirimu, mengosongkan semua pikiranmu, sehingga kamu sampai juga kepada kekosongan didalam dirimu.
Pemabuk: Aku belum berpikir soal roh, tetapi tentang bangsaku yang dikoyak-koyak oleh ajaran agamamu. Dalam satu agama kamu ajarkan " tiada Tuhan selain Allah, Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan, kemudian kamu tekankan bahwa agammu adalah kebenaran" Dalam agama lain kamu ajarkan bahwa : Yesus adalah anak Allah bahkan dia adalah Allah itu sendiri, kemudian kamu tegaskan bahwa dia adalah jalan, kebenaran dan hidup yang kekal, tidak seorangpun sampai kepada Allah tanpa melalui dia." Pertanyaanku ialah : yang mana diantara kedua ajaranmu itu yang benar,.? Jika yang satu benar, tentu yang lainnya salah , kemudian kenapa mengadu kedua agama ini sehingga mereka bentrok tanpa ada akhirnya,..?
Tuhan: Untuk menjawab pertanyaanmu itu, aku akan membuat dirimu sebagai contoh : Waktu kamu kecil, ibumu bilang banyak2 makan supaya cepat besar, tetapi setelah kamu remaja, ibumu bilang batasi makanmu, supaya tidak gendut seperti babi. Waktu kecil kamu disuruh main saja, tetapi sesudah besar kamu dilarang main saja, keduanya berlawanan bukan,..?Demikian pula halnya kedua agama itu, yang satu diajarkan kepada anak2 masih kecil, yang lainnya untuk anak2 yang sudah dewasa sehingga materi pelajarannya juga berbeda. Agama yang aku turunkan dalam masyarakat biadab, yang belum mempunyai agama, belum percaya Tuhan, belum mempunyai hukum, pikirannya masih sederhana, tentu sifat agamanya sederhana juga. Aku ajarkan tiada Tuhan selalin Allah supaya mereka tidak bimbang menyembah Tuhan, jangan terpengaruh dengan berhalanya.. Aku ajarkan Tuhan tidak beranak dan tidak diperanankkan, agar mereka tidak menghormati manusia atau hewan sebagai Tuhannya , aku ajarkan dia bahwa hanya agamanya yang benar, agar mereka tidak bimbang dalam beribadah, karena mereka belum memiliki wiweka. Karena mereka masih liar, masih menggunakan hukum pedang, maka aku pergunakan pedang untuk mengumpulkan mereka. Setelah mereka makin dewasa, mereka tanyakan aku soal Roh, akau katakan " aku tidak akan mengajarmu soal roh, tetapi hanya sedikit saja" Datang Musa mencari illmu spiritual, aku katakan "kamu tidak akan sanggup" nyatanya memang dia tidak sanggup memahami hakikat . Untuk mereka aku hanya ajarkan keimanan, moralitas, tata-krama bermayarakat dan bernegara, melalui hikayat dan ceritra2, tanpa menyentuh ajaran spiritual yang lebih tinggi. Untuk itu aku berikan slogan “ bagimu adalah agamamu, bagiku adalah agamaku” maksudnya agar mereka tidak dibingungkan oleh ajaran2 spiritual.
Disisi lain, umat yang aku ajarkan ialah mereka yang sudah beragama, untuk apa aku mengajarkan agama,..? mereka sudah percaya Tuhan, untuk apa aku mengajarkan kepercayaan,..? mereka sudah beradab, untuk apa aku mengajarkan peradaban,..?Mereka menggunakan hukum2 pikiran, untuk apa aku menggunakan hukum pedang,..? Untuk mereka ini aku berikan pelajaran tentang Roh, tentang hakikat manusia. Bahan pelajaran itu adalah Yesus, adalah kehidupan Yesus dari awal sampai akhir adalah pelajaran tentang Roh. Aku sebut dia "anak manusia" untuk menerangkan bahwa manusia sesungguhnya adalah seperti dia, memiliki jasmani yang dipimpin oleh Roh. Manusia yang hidupnya masih dipimpin oleh daging, tidak dipimpin oleh kesadaran roh, disebut orang mati, bukan anak manusia. Aku sebut dia "Anak Allah" karena roh yang memimpin dia adalah murni dari Allah, sama dengan roh Allah, maka itu dia juga disebut sebagai Allah. itu sediri. Untuk memudahkan pengertianmu, bayangkanlah aku sebagai udara luar, sedangkan roh Yesus sebagai nafas, bukankah nafas Yesus sama dengan udara luar,..? atau Roh Yesus sama dengan Rohku,...?Bukankah ini berarti Yesus adalah anak Allah dan Allah itu sedniri,..?. Yesus adalah alat peraga, adalah korban hidup, adalah contoh manusia yang dipimpin oleh Roh. Jalan hidupnya adalah kebenaran, adalah pelajaran dari awal sampai akhir, oleh karena itu tidak seorangpun sampai kepada Allah tanpa melalui jalan itu, yaitu menjadi anak manusia, menjadi anak allah, kemudian menjadi allah. Umat awam menangkap pelajaran rohku dengan telinga daging, akibatnya yang ditangkap bukan roh Yesus, tetapi daging Yesus, maka daging Yesus yang sudah mati dijadikan berhala, anak allah juga ditangkap dengan telinga daging, akibatnya timbul salah pengertian. Oleh karena itulah dalam pelajaran berikutnya aku menyebutkan Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan agar mereka tidak menyembah anak manusia sebagi Allah, tidak pula menggunakan nabi sebagai wujudku agar jangan mayat nabi itu dijadikan berhala. Aku tidak mengajarkan Roh kepada umat awam, melainkan sedikit kepada orang2 tertentu saja, agar mereka tidak sesat. Kalau kedua umat itu sudah dewasa, mereka akan mengerti sendiri, bentrokanpun akan berakhir, mereka tidak berkelahihi lagi seperti anak2 memperebutkan mamaknya. Orang2 yang sudah beragama dan beradab seperti yang dihadapi Yesus, ternyata belum mampu menerima ajaran spiritual, sehingga dia disalibkan, apalagi pada zamannya Muhamad, masyarakatnya belum teratur. Di Bali ada sebutan “Ajewera” yaitu ajaran yang tidak boleh diajarkan kepada umat awam, karena banyak kontradiktip seperti masalah ini.
Pemabuk: Kenyataan yang aku lihat sekarang, kedua umatmu itu masih berkelahi tentang siapa yang benar dan siap yang salah. Apakah hal ini termasuk program kerjamu, atau kesalahanmu menerapkan ajaran roh melalui Yesus,..? Sampai kapan mereka akan berkelahi terus,..?
Tuhan: Kedua umatku itu tidak ada yang salah, demikian pula ajaranku, hanya masalah waktu saja. Jika mereka sudah sama-sama dewasa, mereka akan menyadari bahwa tidak ada yang salah dalam hal ini. Melalui metoda Yesus, menurut penglihatannya gagal karena umat menempatkan Yesus sebagai berhala, seperti seorang dokter memberi resep obat, lalu pasien makan resepnya sebagi obat. Karena pasiennya percaya sungguh2 maka diapun bisa sembuh, hanya dengan makan resep dokter, demikian pula yang memakai Yesus sebagai berhala, mereka akan menerima berkatku karena keyakinan mereka Disamping itu banyak juga orang2 yang menangkap pelajaran roh melalui metoda Yesus, mereka datang kepadaku sendiri sendiri, seperti yang kuajarkan melalui jalan sempit.. Mengenai bentrokan antara kedua umatku, kamu katakakan sebagai tragedi tetapi bagiku hanya masalah pendewasaan semua akan berakhir pada waktunya nanti. Tentang perkelahian kedua umatku itu dituangkan dalam abjad Jawa sbb: "ANO COROKO DOTO SOWOLO MOKO BONGO PODO JOYONYO" Inti dari tulisan itu adalah mengenai dua orang utusan yang membawa pesan yang berlawan dari guru yang sama. Kedua utusan itu mempunyai kesaktian dan kesetiaan yang sama, maka perkelahianpun tidak bisa dihindari sampai keduanya mati. Demikian pula dogma dari kedua umatku itu pasti akan mati, setelah mereka sama dewasa. Dogma adalah kebodohan, setelah mereka pintar, dengan sendirinya kebodohan akan hilang bukan,..?Bangsamu sekarang sudah banyak yang pintar, sudah banyak yang tahu bahwa dogma mereka adalah kebodohan, tetapi kebanyakan mereka memanfaatkan kebodohan umatku untuk mencari keuntungan politik maupun ekonomi. Bangsa Barat mengirim dogma ke Indonesia, Bangsa Timur Tengah mengirim Dogma ke Indonesia kedua bangsa itu ingin menguasai Indonesia secara politik, budaya maupun ekonomi, apakah kamu sadar hal itu. Kamu lihat gadismu membuang sanggul, lalu memakai kerudung, itu sebagai tanda bahwa budayamu dijajah timur tengah, anak2 SD bahkan TK sudah pakai dasi, opa2 pakai jas itu tandanya kamu dijajah Barat. Kamu tanyakan: akapah aku sengaja membuat perkelahian itu,? Kamu tahu bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi yang bukan karena aku, tidak pula ada yang terjadi tanpa ada manfaatnya. Menurut pemandanganmu, perbuatan mereka adalah perkelahian, bahkan pembunuhan, tetapi bagiku tidak demikian, mereka sedang saling garuk, saling membersihkan satu sama lain. Kedua umatku itu seperti halnya tangan kanan dan tangan kiriku, mereka saling gosok untuk membersihkan diri mereka masing2. Mereka yang berkelahi itu termasuk berada dijalan lebar, mereka memerlukan alat berupa pengalaman, atau orang lain untuk membersihkan dirinya, lain halnya mereka yang sudah berada dijalan sempit, dia berjalan sendirian .Contohnya suami istri ditempat tidur, suami dipanggil istri tidak, suami istri dikebun, suami dipanggil istri tidak, banyak orang bekerja yang satu dipanggil yang lainnya ditinggal. Jalan lebar adalah untuk wanita dan anak2, sedangkan jalan sempit adalah untuk laki2 yang sudah dewasa.
Pelacur: Kenapa kamu katakan wanita dan anak2 hanya berada dijalan lebar,..? kenapa dalam suami istri, hanya suami yang diangkat sedangkan istrinya tidak,..? aku sebagai pelacur sudah hidup menyendiri, bahkan sebelum sebagai pelacur aku juga sudah ada dijalan Allah, bukankah hal itu berarti sudah berada dalam jalan sempit,..? Tuhan: Kelahiran mendatang, mungkin kamu bisa dipanggil melalui jalan sempit, tetapi kamu harus memakai fisik laki2, kenapa demikian,..? secara kodrati fisik perempuan disiapkan untuk melahirkan anak2 oleh karena itu dia diberi rasa keibuan agar dia menyayangi anak2nya. Kebanyakan prempuan bersifat materi, karena dengan materilah dia menghidupkan anak2nya, demikian pula harapan perempuan adalah harapan materi, tidak mungkin dia bisa meninggalkan anak2nya seperti laki2. Prempuan tidak berminat bahkan anti terhadap spiritual, dia lebih suka seni dan kehidupan material, karena dia mewakili ibu pertiwi yaitu bumi. Bumi secara kodrati memelihara kehidupan, memberikan makanan dan kesejukan, sedangkan laki-laki mewakili matahari memberikan energi kepada anak2 yang dilahirkan oleh bumi. Kamu kenal Nabi Soleman, dia paling ulet memburu hikmah, dia katakan " hanya seorang yang aku temukan berhikmah diantara seribu, dan seorangpun tidak aku temukan perempuan." Perempuan itu tangannya seperti jala, orang bodoh akan ditangkapnya. Lihatlah Dewi Kwam-Im, dia sangat tekun bertapa sehingga segala nafsu dan sifat jahatnya bersih, tetapi dia tidak bisa lepas dari sifat kodratnya, dia tetap memiliki kasih teradap anak manusia sehingga dia tidak rela menjadi budha. Kamu beragama yang tekun, rajin sembahyang, berarti ada dijalan Allah, tetapi jalan yang lebar, karena yang kamu harapkan dari ketekunamu ialah hidup bahagia, hidup disorga bersama suami dan anak2 mu, itu juga termasuk keinginan duniawi. Laki-laki yang berada dijalan spiritual harus meninggalkan istri dan anak2nya,seperti kata yesus " Jika kamu tidak membenci istri dan anak2 mu kamu tidak bisa menjadi muridku". Diantara dua belas murid Yesus, tidak ada satupun perempuan, tetapi di gereja sekarang kebanyakan perempuan, karena mereka mengharapkan berkat duniawi dari Yesus. Biarpun aku menerangkan panjang lebar tentang roh, kamu tidak akan mengerti (iteling@gmail.com)

1 komentar:

  1. Tulisan ini sungguh berani mencuci otak pembaca. saya suka tulisan seperti ini. Tidak menghakimi tapi menuntut berpikir kritis tanpa meninggalkan keIllahian Tuhan. Dari menggugat Tuhan yang 1 sampai 3 hanya di sini saya menuliskan komentar.

    BalasHapus