Minggu, 22 November 2009

Melihat Idealisme Presiden Kita

Melihat idealisme Pemimpin Bangsa
Saya tidak mengatakan orang idealis itu baik atau jelek, itu penilaian subjektif anda. Kita punya pemimpin, tentu kita berhak menilainya sebagai contoh, agar masyarakat bisa melihat pemimpin macam mana yang mereka butuhkan dimasa mendatang.

Bung Karno, adalah seorang idealis, scientis, disamping itu dia adalah seorang spiritualis. Belanda kewalahan menghadapinya baik dengan bujukan halus maupun dengan kekerasan, dia tidak mau kompromi, sebaliknya didalam negeri Sukarno sanggup menghimpun kekuatan, sehingga seluruh kekuatan revolusi mendukungnya. Idealis tanpa spiritual yag kuat seperti plato, lebih baik mati dari pada mengingkari idealismenya. Sukarno di Bui, tetapi spiritnya tidak dibui, dia bebas berkelana di alam bathiniah. Bagi dia , bui adalah tempat pertapaan yang ideal. Seorang idealis bisa dipenjara, tetapi seorang spiritualis tidak bisa dibui, karena dia berakar di alam sorgawi. Salah satu pemikiran idealis Bung Karno ialah Gendang Revolusi melawan penjajah dengan di prokamirkan “ Penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi” Inggris yang mendengar proklamsi itu, cepat2 melepaskan jajahannya a,l Malaysia. Sekarang menjadi kenyataan bahwa penjajah itu telah lenyap dari muka bumi ini. Idealisme lainnya ialah panca sila yang dipakai sebagai fisofis bangsa Indonesia.

Suharto adalah seorang Kesatria/meliteritis, seorang idealis, dan juga politisi,. Dengan darmanya sebagai seorang kesatria dia membabat semua musuh-musuhnya. Dengan kemampuan politisinya, dia membangun struktur pendukung yang kuat. Idealisme Suharto berdasarkan idealisme bangsa yang diletakkan Sukarno, maka itu dia tidak mau kompromi setapakpun dari Panca Sila sebagai dasar negara. Penghancuran pki olehnya disebut kesaktian pansa-sila, karena pki hendak merubah ideologi negara menjadi ideologi komunis yang disebut Extrim kiri. Dengan hancurnya pki, extrim kanan merasa mendapat angin untuk mendirikan negara islam, tetapi pak Harto membrangus semua partai islam menjadi satu partai yang berazaskan pancasila, dengan demikian politisi islam yang masuk kesenayan adalah politisi Islam Indonesia. Bukan saja di legislatif, di exicutif juga di skrening. Sebagai pns saya mengikuti skrening, dalam sekrening ada pertanyaan, “apa yang anda tahu tentang extrim kiri dan extrim kanan, dan anda berada dimana.” Sebagai Mahasiswa, saya membawa kartu Marhaen, sebagai pns saya memabwa kartu ssptt, ormas pni, saya lolos skrening. Ada beberapa teman saya keluar dari pns karena salah menjawab pertanyaan waktu sekrening. Kemudian pns diberi penataran p4, dari type A, Tpe B dan Type C, seseuai tingkatan pns, dengan demikian seluruh komponen bagsa mengakui pancasila sebagai azasnya.

Habibi adalah seorang Siences yang idealis, artinya dia seorang objectifis tulen, keputusannya nampak sekali dalam penyelesain tim-tim. Secara objektif, tim-tim merupakan beban bagi Indonesia. Indonesia tidak akan rugi tanpa tim-tim, tetapi tinm-tim akan rugi tanpa indonesia. Kenyataan anda lihat berapa banyak Mahasiswa tim-tim yang putus sekolah, berapa banyak anggaran pemerintah yang diselamatkan dari program pembangunam tim-tim. Pak Harto masuk tim-tim adalah untuk memburu pki yang membangun kekuatannya dalam tubuh partai pratelin. Setelah pretelin hancur, tim-tim menjadi beban Indonesi.

Gus Dur adalah seorang Idealis Religius, dan juga setengah politisi, dia berada dipersimpangan jalan. Sebagai seorang idealis yang hendak berpikiran objetif, dia juga dihadang oleh pemikiran religiusnya yang subjektif dengan demikian selalu terjadi pertentangan dalam bathinnya. Dia masuk kedalam dunia politik juga demikian, dia tidak mau memakai ilmu politik yang kompromistis untuk mencapai tujuan, dia keras dalam pemikiaran idealismenya yang setengah-setengah,. Dia juga mau keluar dari subyektifitas religius, tetapi belum mampu karena kemampuan spiritualnya belum mendukung. Akibat dari pertentangan ideolodi dalam dirinya, fisiknya menjadi korban, banyak penyakit timbul.

Megawati adalah seorang perempuan, dia mau memakai idealisme bapaknya tetapi tidak nyambung akibat dari karakter perempuan yang dia miliki.,. Nabi Solaeman mengatakan, “ Daiantara seribu , hanya ada satu orang bijak, tidak ada setupun perempuan “ Pepatah Yunani mngatakan “ sebaik-baik rumah tangga yang diperintah perempuan, adalah seburuk-buruk rumah tangga yang diperintah laki-laki” Itu hanya kutipan mak, bukan kata saya,... Seorang perempuan sebaiknya tidak usah banyak bicarakan idealis , apalagi bicara spiritualis, lebih baik diam, itulah senjata perempuan yang paling ampuh. Kalau istri dimarahin suami, lebih baik diam, kalau bisa keluarkan air mata, maka hati suamipun akan luluh. Jika istri ikut bicara, maka emosi suami akan muncak, akibatnya terjadi pemukulan . Waktu Mega memakai ilmu diam, orang bilang diam adalah emas, dia banyak dukungan, begitu dia mulai bicara politik dukungannya berkurang, karena perempuan banyak bicara disebut cerewet. Kalau nyanyi atau ngerayu memang bidangnya, karena suara perempuan memang ampuhnya disana

SBY. Sby adalah seorang akedemis yang succes, juga termasuk politisi yang berhasil, . Hal itu dapat dilihat dari pidato-pidatonya yang sistimatis dan normatif, kalaupun dia mencoba keluar dari sistimatika pidatonya, dia akan terbentur dengan tidak adanya pemikiran idealis objektif, misalnya dia menyebut tahun---1930 akan begini, nanti akan begitu, tidak realistis.,. Banyak pidato2 dan sikap sby yang menuai kritik, karena tidak objektif, berasal dari infomasi subjktif yang salah. Misalnya untuk menyesaikan masalah hukum, dia minta pakar hukum mencari fakta, setelah disodorkan fakta, dia tidak berani menghadapi faktanya, yaitu Kapolri dan Kajagung adalah faktanya sebagia sumber kekisruhan hukum. Malah dia minta pendapat kapolri dan kajagung, menilai fakta itu, akibatnya terjadi lingkaran tertutup, mana duluan telur dan ayam.
Soal bank century, da tidak berani mengambil keputusan, dia serahkan pada mekanis hukum dengan dalih kita adalah negara hukum. Aparat hukum dipanggil wakil rakyat, akibatnya tambah runyem. Kita mau bertanya “Kepala negara dimana,..?” rakyat seperti anak ayam kehilangan induk.. Kita tidak mempunyai seorang leadership yang berani tampil didepan dalam setiap masalah bangsa. Dalam pemerintahan lima tahun yang lalu, ada idealis jk sebagai bamper, dia berani debat dengan siapapun karena akarnya objktif dan realitas.
Sekarang wakil sby juga seorang akedemis, memang cocok untuk diskusi akedemis, tetapi tidak cocok untuk menghadapi masalah bangsa yang multy complek. Semua mentri2 sudah dipatok dengan kontrak loyalitas, wakil2 rakyat sudah terperangkap dengan payung kowalisi akibatnya tidak ada yang berani ngomong diluar kontrak politik. Politiknya Sby menghimpun seluruh componen bangsa dibawah kekuasaanya seperti politinya Suhato, tetapi sby tidak memiliki idealisme dan leadership yang kuat seperti Suhato. Sby selalu minta pendapat dari bawah, suharto selalu memberi petujuk dari atas. Seorang akedemis mengambil keputusan dari kalkulasi akedemisnya maka itu dia lambat, seorang idealis mengmbil keputusan dari hatinya sehingga bisa lebih cepat.

Jusuf Kala. dalam lima tahun pemerinatah sby, yang nampak adalah kebijakan JK, a.l kebijakan bbm, kebijakan listrik dan kebijakan menangani konflik. Kebijakan bbm, naik dan turunnya bbm, diserang dari segala jurusan, JK tampil dengan argumentasi yang realistis sehingga keributan dapat diredam. Demikian pula pengantian minyak tanah ke gas menimbulkan gejolak, JK juga tampil memberikan penjelasan sehinga kributan dapat diredam. Kebijakan Listrik, JK sdh mengatakan adanya program sepluribu megawat, tetapi masih ada hambatan dari dalam. Kebijakan menangani konflik di Poso, dia panggil semua tokoh yang konflik, dapat kesepakatan malino, konflik harus diselesaikan. Kenyataan masih ada konflik disana, itu bearti ada kekuatan lain yang harus dihadapi bersama, maka itu dikerahkan pasukan untuk membersihkan poso dari kekuatan luar itu, sehingga poso menjadi damai kembali. Tentang bank century, jk dgn tegas mengatakan soal tu adalah perampokan,
Hanya sekian dulu yaa,.silahkan anda menilainya.//( http://spiritual-house.blog.com)