Jumat, 20 November 2009

Nasakom Termasuk Budaya Bangsa

Bagi yang memahami budaa bang Indonesia, Nasakom termasuk budaya bangsa
Sukarno adalah seorang idealis, filosofis, dan spiritualis.
Seorang Idealis artinya dia mempunyai idiologi yang jelas batasannya dan tegas pelaksanaannya.Seorang Filosofis, artinya dia bisa membaca situasi secara fisikal, maupun metafisk, mempunyai pandangan global, empat dememsi , maksudnya dia bisa membaca dengan mata telanjang apa adanya, dan bisa juga membaca apa yang terjadi dibalik pandangan kasat mata itu, sehingga bisa menentukan arah perjalanan bangsa.. Kemudian seorang spirituali, artinya dia bisa menemukan Tuhan didalam dirinya, sehingga dia tidak merasa takut dengan apapun, dengan siapapun, karena akar ideologinya berada di alam spirit.

Suharto adalah murid Sukarno, dia mewarisi ketiga kretiria tersebut, maka itu keluarnya sp-11 maret bukan rekayasa pak Harto, tetapi Bung Karno sudah melihat, kemampuan Suharto.
Banyak jendral senior diatas pak Haro, diantaranya Jendral Nasution, kenapa sp-11 maret dipercayakan kepada seorang kolonel,.? Karena Suharto adalah murid idealis, filosofis dan spiritualnya sukarno , dia diperintahkan untuk menyelamatkan bangsa, itulah makna sp-11 maret. Kenapa Suharto membubarkan PKI, karena secara hukum, pki adalah pembrontak, mereka melakukan kupdeta . Dalam sidang Mahmilub, Suparjo mengatakan “saya masih memegang pasukan, sanggup menghadapi Suharto, tetapi Bungkarno memerintahkan saya untuk meletakkan senjata” Hal ini menunjukkan Sukarno lebih percaya kepada Suharto dari pada jendral2 lainnya.
Nasakom adalah ideologi gabungan antara Nasionalisme, Agamawan, dan Komunisme, sama dengan mengabungkan Macan, Beruang dan Singa dalam satu kandang. Semasih pawangya kuat, ketiga binatang itu masih bisa duduk dan makan bersama, walaupun saling memperliatkan taring dan kukunya.
Melihat pawangnya sudah sakit, diperkirakan sudah mati, beruang mengobrak-abrik kandangnya, kemudain pawang memanggil muridnya, dengan sp-11 maret diperintahkan untuk memperbaiki kandangnya.. Murid tidak sekaliber gurunya dapat menjinakkan ketiga binatang buas itu, dia ambil senjata, bruang yang sedang mengamuk ditembek dengan obat bius, akibatnya fatal. Beruang yang sudah koma dicabi-cabik oleh singa dan macan, terjadilah pembantaian yang tidak terkendali.
Singa dan macan yang sudah kenyang makan daging beruang, duduk manis, kesempatan itu digunakan oleh pawang kecil untuk memperbaiki kandang, makanya didalam kandang sekarang terdapat dua binatang buas,. Didalam darah macan maupun darah singa sudah mengalir darah beruang, maka itu sesungguhnya didalam kandang masih ada beruangnya yang tidak nampak,. Lihatlah ideologi komunis ada dalam agama, ada juga pada nasionalis tetapi partainya tidak ada.
Untuk menjinakkan kedua binatang buas itu, pawang masuk kedalam kandang mmakai baju kuning, makanya didalan kandang sekarang terdapat tiga penghuni, yaitu dua binatang buas dan satu pohon beringin.
Setelah pawang kecil mati, pohon beringin dimakan oleh singa, macan mohon belas kasihan singa agar jangan dikeluarkan dari kandang, maka singa memberikan dia sebuah kursi supaya macan duduk manis. Tinggal tunggu waktu saja, macan akan menjadi bianatang liar hidup berkeliaran diluar kandang, karena tidak lama lagi habitatnya sudah habis, mereka akan punah dimakan zaman.
Sama halnya dengan Panca Sila, Nasakompun digali dari budaya bangsa, karena panca sila kalau diperas menjadi Nsakom, kalau Nasakom diperas menjadia “Bineka Tunggal Ika”

Mari kita lihat kenyataan yang ada dalam masyarakat kita. Setiap hari jumat, banyak anak2 muda berkumpul diluar mesjid, cuwek mendengarkan kotbah/doktrin agama, setelah waktu sembahyang barulah mereka masuk,. Di Bali juga demikian, anak2 muda ngerumpi diluar sementara para pemangku melakukan acara yadnya didalam, setelah acara mebakti barulah mereka msuk. Gejala apa ini,..? hal ini menunjukkan bahwa anak2 muda percaya adanya Tuhan, tetapi tidak percaya kepada doktrin2 agama. Mereka lebih suka mendengarkan kotbah2 moralitas seperti kotbahnya kiayi sejuta umat., dari pada mendengar kotbah2 ortodok membawakan ayat2 zman Jahilih, yag tidak releven dengan zaman sekarang. Mereka yang masuk partai komunis, bukan mereka itu atheis, mereka orang beragama, percaya kepada Tuhan, tetapi menginginkan kehidupan sosial yang lebih adil dan merata,. Misalnya tuan tanah mempunyai banyak sawah, petani yang mengarap sawahnya hanya mendapatkan sepertiga dari hasilnya, apakah itu adil ? ,. Keadilan itulah yang dperjuangkan oleh pki, kaum buruh yang bekerja berat gajinya hanya sedikit, majikan goyang kaki, kekayaannya makin menumpuk, itulah tatanan masyarakat yang tidak adil. Dari situlah munculnya slogan kelompok proletar, kelompok marhaen, kelompok tertindas, yang memperjuangkan keadilan sosial bagi sluruh rakyat indonesia.. Itulah komunis Indonesia, yaitu komunis yang beragama, tetapi memperjuangkan kehidupan sosia yang lebih adil.. Lihatlah para pertani yang berdemo menuntut hak atas tanahnya yang diambil konglomeret, lihatlah pedagang kecil yang lapaknya dibuang , karena mengangu kenyamanan para konglomeret naik mobil, itulah tatanan masyarakat yang idak adil.
Di negara barat, negara2 yang sudah maju, bahkan dinegara komunis seperti Cina dan Rusia ideologi komunuis tidak dipakai lagi, walaupun mereka tetap menyebutkan dirinya negara komunis, tetapi dalam masyarakat sudah berkembang ideologi kapitalis..
Kalau di Indonesia maysrakatnya sudah hidup layak. Tatanan msyarakat sudah adil, ideologi komunis tanpa diberantas dia akan lenyap.. Demikian pula agama, yang berkiblat kebelakang setelah anak mudanya bisa berpikir realistis dan logis, doktrin agama akan ditinggalkan, agama akan dilindas oleh roda sciences dan moderisasi.
Akhinya nasinalismepun akan lenyap ditelan globalisasi.
Negara2 maju sudah mengibarkan bendera golabalisa, menentang keras proteksionis, apa artinya ini,..? Nasionalisme negara berkembang, apalagi negara miskin tidak ada artinya, karena hasil buminya dikelola oleh negara maju, kemudian dipasarkan kembali kepada penduduk pribumi dengan harga yang ditentukan mereka. Penduduk pribumi seperti mobil, cukup diberi bensin dan oli agar tetap bisa hidup, bisa bekerja menjalankan pabrik2 mereka.
Apakah kekuatan nasionalisme menentang golbalisasi,.? Bukan saja menentang, bahkan kita mengundang mereka datang, karena kita tidak mempunyai kemampun untuk berdiri.
Korea, Cina, Vitnam, dan India “bangkit”, setuju dengan globalisasi dan menentang proteksionisme karena mereka akan mendapat keuntungan.
Indonesia mendapat keuntungan berupa lapangan kerja, sama dengan mobil, diberi upah cukup untuk hidup, dan akan terus eperti itu sampai hasil bumi kita habis. Kita tidak mempunyai pilihan lain, kita seperti orang kampung yang kaya, mempunyai uang banyak dipercyakan kepada orang kota menyimpan uangnya di bank, orang kampung sudah senang, bisa hidup enak tanpa bekerja. Di Bali orang ngumpul kekayaan, sudah banyak uang buat yadnya, yang biayanya puluhan sampai ratusan juta. Orng Islam ngumpul uang, sudah banyak naik haji. Ada juga orang banyak uang tetapi tidak tahu unuk apa uangnya,, mereka masukkan di bank penipu, akhirnya uangnya habis percuma.
Saya sarankan kepada mereka yang banyak uang, marilah kita bermain, buat usaha sebagai suatu permainan, santai tetapi serius, buat suatu usaha apapun , jangan takut gagal, karena hidup ini adalah permainan, uang itu datang dan pergi. Pemikiran yang demikian akan menimbulkan ide-ide bisinis, kemudian akan berkembang menjadi bisinisman.
Mari kita bangkit agar kita tidak menjadi mangsa globalisasi, tetapi kita ikut menjadi pemangsa (madeteling@plasa.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar