Sabtu, 24 Oktober 2009

M E D I T A S I Haram,..?

M E D I T A S I, dimana letak haramnya,...
Meditasi merupakan suatu kata dengan pengertian yang sangat mudah dikatakan dan dimengerti, tetapi mendalami makna meditasi secara keseluruhan belum saya temukan, baik dalam buku2 meditasi maupun dalam prakteknya. Saya pernah mengikuti pesangrahan meditasi yang dipimpin oleh sorang pakar meditasi dari India. Para peserta rata2 bersikap tenang dan meyakinkan, tetapi bagi saya pembinaan sikap itu tidaklah cukup, oleh karena itu saya hanya mengikuti selama satu bulan dari tiga bulan progran yang diberikan secara gratis.
Mereka yang melakukan meditasi rata2 mencari kesehatan lahir batin , apalagi pesertanya perempuan, disamping sehat juga kelihatan lebih cantik dan sexi, karena disamping sehat lahir batin, sikap mereka juga kelihatan lebih lembut, sehingga naluri perempuannya lebih nampak. Saya mempunyai tujuan lain dari itu, saya ingin betualangan di alam bathinah, resikonya memang ada, dan banyak orang tersesat, tetapi saya selalu waspada. Setiap terjadi godaan, saya selalu berpaling kepada tujuan utama yaitu menyatu dengan Tuhan.
Zikir adalah bahagian dari meditasi yang harus dilalui untuk bisa menyatu dengan Tuhan, karena zikir merupakan pembinaan bathin dengan cara mengucapkan kata2 tertentu secara berulang-ulang yang diikuti oleh perasaan bathiniah. Dalam ibadah kristiani, ada pergumulan doa, cara itu dilakukan dengan mengucapkan kata2 haleluyah,..haleluyah,.. atau darah yesus,..darah yesus ...sesuai perasan hati mereka. Dalam agama Hindu ada yang memakai kata OHM,...ada juga yang memakai Hare Krisna,..tergantung keyakinan mereka. Adapun tingkatan meditasi adalah sbb:
Pertama kita harus tahu tujuan kita melakukan meditasi, disamping itu juga kita harus tahu basic yang kita miliki, ini sangat tergantung pada umur. Untuk tujuan kesehatan dan keharmonisan lahir batin, maka kita harus mengikuti disiplin yang diajarkan oleh para pakar meditasi . Pada tingkat kedua, kita masuk lebih khusus lagi yaitu penguasaan bathiniah, artinya bathin kita harus bisa tenang, kita bisa kuasai, caranya tergantung basic dan keyakinan kita, apakah melaui zikir, pergumulan doa, atau mantra ala hindu, tujuannya sama yaitu menentramkan bathin kita. Hakikat dari tahap ini yaitu penyerahan secara total kepada Tuhan,.
Tahap ketiga yaitu pengosongan memori, yaitu pembersihan bathin dari segala macam urusan duniawi, tahap ini memerlukan waktu yang lama, mencapai tahunan, bahkan puluhan tahun, tergantung pada umur dan kesibukan kita diluar.. Bagi remaja, sampai tingkat mahasiswa, hal ini tidak mungkin bisa ditunteskan, karena memorinya selalu diisi untuk bekal menjalani kehidupan mendatang. Seperti roket, tidak mungkin membuang bahan bakarnya sebelum mencapai orbit, karena ilmu pengetahuan merupakan bahan bakar bagi manusia untuk memasuki tingkatan grehasta, yaitu tingkatan dimana manusia harus menaggung beban keluarga. Pembuangan itu baru mungkin dilakukan pada tingkatan lansia, tingkat purna-wira atau pensiun dari urusan keluarga. Pengosongan memori sebelum waktunya, mengandung resiko masuknya ide2 dari alam kegelapan, seperti ada yang membunuh orang tuanya karena ada bisikan gaib. Masuknya ide2 kebencian yang berlandaskan ajaran agama, tindakan penipuan berkedok agama, merasa menerima wahyu, sehingga membentuk aliran sesat dll. Oleh karena itu kalangan pakar meditator tidak sampai menyentuh tahap ini, demikian pula kalangan agamawan menganggap tabu atau haram karena sangat berbahaya. Di Bali ada kata “ajawere” yaitu tidak boleh diajarkan bagi orang banyak. Kakek saya mempunyai satu peti lontar, saya minta dia tidak kasi, malah dibakarnya, dikatakan jangan kamu membawa bungkusan batu apung, artinya hanya bunguksannya yang besar tetapi tidak ada gunanya.
Tahap keempat yaitu mernerima pengawalan atau didikan langsung dari roh pembimbing, dia akan membimbing kamu sepanjang kamu butuhkan. Saya sering mencoba cari jalan sendiri, tetapi semuanya buntu, terpaksa harus ikut pembimbing, sebab liku-liku jalan di alam bathinah tidak ada rambu-rambunya, tidak bisa ditebak, tidak ada jalan buntu, kita hanya menyampaikan kepada pembimbing apa maunya kita.
Tahap kelima, yaitu Penyatuan dengan Tuhan,, mencapai tingkat ini seperti kita berada dalam angkasa yang putih tak ada penghuninya, hati kita tentram dunia dan alam semesta ini berada dalam diri kita. Melihat kehidupan makhluk2 hidup, sama seperti kita melihat kehidupan dalam bawah tanah Pada tahap ini, pembimbing kita sudah lepas tangan, dia hanya datang kalau kita kebingungan, perjalanan meditasi belum selesai, walaupun pada tahap ini kita sudah mencapai kesadaran menyatu dengan Tuhan, dan kita bisa melihat keberadaan Tuhan dengan jelas. Ada tanggapan dari pak Pendeta, mengatakan manusia terlalu kecil dibandingkan dengan Tuhan. Perlu saya katakan bahwa pak pendeta masih terikat perjanjian lama, disana manusia dikatakan dari lebu tanah. Dalam perjajanjian baru Yesus katakan Tuhan adalah Roh, manusia adalah roh, hanya roh yang dapat melihat roh, Bapaknya Roh dan Anaknya juga roh, pak pendeta perlu mempelajari dan menghayati ajaran Kristus, agar bapak bisa lahir sebagai Roh, jangan jadi lebu tanah., hanya orang mati yang menguburkan orang mati.
Tahap keenam dari meditasi yaitu, mencapai kesadaran murni, pada tahap ini tidak ada lagi ego, tidak ada perasaan, kita sudah lenyap menyatu dengan alam kesadaran murni seperti aliran sunagai menyatu dengan air laut, tidak ada lagi identitasnya.
Dari tahapan2 meditasi kita mengalami banyak sekali pencerahan yang tidak mungkin diceritrakan dengan kata2. Setiap pencerhan itu bisa merubah sikap hidup dan kesadaran kita, sehingga secara berangsur-angsur kesadaran kemanusiaan kita meningkat.Sekian dulu yaa , nanti sambung lagi dengan topik lain,..(madeteling@plasa.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar