Kamis, 05 November 2009

Perjalanan Bathin Dalam Meditasi

PERJALANAN BATHIN DALAM ALAM MEDITASI..
Bagi mereka yang belum pernah melakukan meditasi, ceritra ini agak asing, sebab meditasi kebathinan hakikatnya ialah perjalanan dalam alam bathiniah,..
1 Hari ini senin tgl 1 April 1996, aku dipanggil ke-Kantor untuk menerima SK pensiun. Apakah karena kebetulan, pada hari ini juga aku tergerak hati untuk mengisi kembali buku agenda ini atau memang jalan hidupku harus demikian.
2. Sekarang aku berpikir bahwa diriku yang sebenarnya adalah kesadaran murni/atman . Sebelumnya aku mengira bahwa jati diriku adalah roh/bathin, sedangkan kesadaran sehari-hari yang aku perankan adalah ego/ aku yang bersifat semu. Sekarang aku sadar bahwa ego itu terdiri dari perpaduan antara jasmani dan rohani. Jika orang sudah mati, maka ego itupun akan lenyap pula, sedangkan roh itu adalah bathin tanpa fisik.
3. Kesadaran egoku sebagai mamusia memegang peranan penting dalam kehidupan ini. Didalam memasuki hutan meditasi, aku merasa bingung karena banyak pos-pos tempat singgah, dan banyak jalan bercabang-cabang misalnya.:
• Dialam fisik, aku sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan,dan senasib dengan makhluk lainnya, aku merasa terbawa arus evolusi bersama-sama dengan isi alam ini.
• Di Alam rohani aku sadar bahwa semua pri-laku manusia adalah rekayasa, semua kita ini adalah obyeck, adalah senasib, tidak ada yang lebih maupun yang kurang, kita semua seperti boneka-boneka lilin, suatu saat siap dilebur ulang.
• Aku juga meningkatkan kesadaranku sebagai atman, bersatu dengan Illahi, sehingga tidak merasakan apa-apa, tetapi keadaan ini hanya sesaat, kemudian buyar lagi.
• Ada juga kesadaranku sebagai manusia yang perlu ditolong, aku pribadi yang lemah berhadapan dengan peribadi “Bapa”, seperti yang dirasakan oleh para rochaniawan.
• Aku terachir yang aku temukan ialah kesadaranku sebagai manusia yang mempunyai rohani dan jasmani, manusia seutuhnya.
4. Berpijak dari kenyataan bahwa aku adalah manusia, maka kesadaran yang aku pakai dalam meditasi ialah kesadaranku sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai rohani dan jasmani.
5. Untuk meningkatkan kwalitas kemanusiaanku, didalam meditasi aku harus memandikan manusia itu dengan sinar Illahi. Sinar Illahi itu bisa aku dapatkan dengan cara memusatkan kesadaranku di ubun-ubun diiringi ucapan nada “OHM”
6. Kesadaran jasmani dan rohani tetap aku singgahi, aku lalui, dalam perjalanan ditasiku memasuki alam Tri-Buwana .
7. Hari ini, Selasa 2 April 1996 adalah hari kedua aku menulis. Aku rasakan panggilan Illahi itu makin kuat memaksa. Aku mau kesana, tetapi bagaimana caranya,…?
8. Aku kesana-kemari, seruduk sana-seruduk sini didalam meditasi, semua jalan terasa buntu, aku belum menemukan jalan yang pasti. Yang bisa aku usahakan iala mandi dengan sinar illahi, untuk membersihkan bathinku.
9. Secara fisik, kegiatanku berkurang, tetapi secara rochaniah aktivitasku meningkat. Aktivitas fisik nampak jelas sibuknya, tetapi aktivitas bathin tidak nampak dari luar. Aku merasa bimbang apakah mungkin ada hasilnya,….?
10. Ini bukan rencanaku, tetapi aku sudah terseret kesana, tentang hasilnya aku tidak tahu, aku tidak ada target untuk itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar