Rabu, 11 November 2009

Agama, Filsafat, Science dan Spiritual

Agama , Filsafat ,Science, dan Spritual..
Dalam menanggapi berbagai topik dalam tulisan saya, umumnya memandang dari satu sisi aspek pemikiaran sehingga tidak mengenai sasaran. Semua tanggapan saya nilai positip, karena saya melihat tanggapan itu dari sisi mana mereka memandangnya.
Untuk lebih memudahkan memahi topik diatas, saya akan mengambil contoh “pelacur”

Agama memandang pelacur sebagai pendosa, sama dengan aspek sosial budaya, seorang pelacur dipandang sebagai amoral, sebagai sampah masyarakat yang harus dibersihkan. Pandangan agama, sosial budaya sifatnya sangat subjektif, misalnya pornografi masuk dalam ‘undang-undang negara”, hal ini menunnjukkan bahwa pimpinan negara tunduk pada tekanan subjetifitas kelompok mayoritas, atau memang dia tidak bisa berfikir obajektif, tidak melihat kenyataan ada kelompok2 lain yang tidak setuju dengan pemikiarn tersebut. Dalam bidang ini penuh dengan potensi konflik, tidak ada kebenaran, yang ada adalah persamaan pandangan subjectifitas itu. Kelompok mayorita/penguasa selalu menjadi standar pembenaran, seperti zaman raja2, “sabda raja adalah hukum”.

Pandangan filosof, hampir sama dengan agama, masih subjektif, tetapi sifatnya pribadi, bukan kelompok atau doktrin , mereka ini lebih mirip dengan pujangga, budayawan, orang2 berpikiran bebas, ingin bebas dari otoritas doktrin agama. Pemikiran mereka bisa diambil sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan dan juga pandangan kedepan berupa teori yang masih perlu dibuktikan dengan science.. Tentang filosofis kehidupan kita harus mempunyai fisofis hidup yang mendiri, karena pengalaman hidup kita berbeda dengan mereka. Pak Mono mngatakan tidak ada kata2 filsafat dalam tulisan saya, mungkin karena tidak ada menyadur satupun kata2 Palto, Socrates dan Filosof terkenal lainnya, yang sudah ditulis dalam banyak buku2 filsafat. Saya tidak ingin terjebak pemikiran orang lain, berbeda dengan mengutif ayat2 suci, karena referensi untuk alam sprititual adalah dari mereka yang datang dari sana, karena ayat2 suci itu umumnya ditulis oleh orang2 suci yang sudah melihat alam spiritual.. Tidak mungkin saya menulis tentang alam spirit mengambil dari buku sience, buku doktrin, buku fisafat yang keluar dari pemikiran manusia. Contoh kata2 filsafat ialah pandangan hidup seorang pelacur, dan pandangan hidup yang berbeda dari dua orang nabi Kong Hucu dan Lau Tse, tetapi mempunyai kebenarannya masing2. Banyak orang2 belajar filsafat, menghafal filosfis orang lain, tetapi dia tidak tahu filsafat hidupnya sendiri. Untuk menjadi seorang filosof, dia harus tahu membaca alam sekitarnya, membaca situasi sekitarnya, bukan sekedar membaca buku2 filsafat, dan menghafalkan setiap kata2 dan nama2 orangnya. Pemikiran filosofis itu muncul dalam keheningan, atau dalam tekanan hidup, dalam renungan yang mendalam, bukan dalam alam pesta-pora, atau dalam kegembiraan yang me-luap2. Pemikiran Plato tentang dunia ini bulat telah terbukti kebenarannya, walaupun dia harus mempertaruhkan nyawanya. Teori Darwin banyak ilmuwan mengakui kebenarannya walaupun masih ada missing link yang belum diketemukan. Teori big beng masih terbatas dalam wecana ilmiah, banyak yang tidak ccocok dengan realitas yang ada. Teori saya mengenai terbentuknya alam semesta mencakup alam fisik dan alam mental adalah pemikiran filosofis yang masih perlu dibuktikan oleh perkembangan science, karena dasarnya diambil dari perkembangan sience, dari perkembangan evolusi, dan dari pemahaman spiritual. Saya yakin bahwa teori saya itu akan menjadi nyata setelah perkembangan sicne sampai ketempat realitas masa depan. Pemikiran Bung Karno yang menjadi filosofis bangsa kita adalah “Panca-Sila” yang digali dari budaya bangsa. Walaupun diserang dari Timur Tengah dan Barat, budaya panca sila tetap kokoh menjadi budaya bangsa. Membca buku2 filsafat hanya mengenal pemikiran orang lain, untuk menjadi seorang filosof anda harus membaca alam semesta, membaca situasi dan kondisi kemudian simpulkan menjadi pemikiran anda sendiri, itulah pemikiran filosofis.

Science, memandang pelacur sebagai perempuan, dengan strktur biologisnya adalah perempuan. Tidak ada yang salah dalam hal ini, tidak ada kelaianan baik phisik maupun psykhisnya,. Dari sisi pisik, semua organnya sempurna demikian pula dari sisi kejiwaan, bukanlah orang abnormal, bukan orang ideot, dia mempunyai itlegensia dan pandangan hidup yang realistis.. Misalnya dia katakan “ saya harus menempuh kehidupan ini sesuai talenta yang saya miliki, sesuai dengan kondisi dan situasi yang saya hadapi” Kata –kata ini merupakan filosofis seorang pelacur. Pelacur lain mengatakan “ kalau bisa memilih semua orang ingin hidup baik, yahh beginilah adanya, kita harus jalani hidup ini apa adanya” Bung Karno katakan” gantungkan cita-citamu setinggi langit” semua itu adalah kata2 filosofis yang hanya cocok untuk situasi dan kondisi tertentu.

Pandangan spiritual tentang pelacur adalah melihat sisi spiritnya bukan sisi duniawinya. Dari sisi duniawinya dia menjalani kehidupannya seperti apa adanya, dari sisi spiritnya dia sedang dalam proses pembersihan melalui jalan kehidupan. Dalam hal ini tidak ada yang salah. Seorang spiritualis memandang seorang pelacur bukan fisiknya, tetapi roh yang ada didalamnya, kalau dia berbicara bukan dengan fisiknya, tetapi dengan rohnya. Saya tidak perlu banyak mengupas soal spirtual, karena kurang peminatnya, kalaupun ada ,akan menyasar ke bidang agama/keyakinan sangat jauh menyimpang. (madeteling@plasa.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar