Sabtu, 30 Januari 2010

ZAMAN SITI NURBAYA

Ini bukan zamannya siti nurbaya, tentu anda ingin tahu bagaimana zamannya Siti Nurbaya,..?

Ceritra Siti Nurbaya tidak asing lagi dalam dunia sastra, bahkan sudah difilemkan, tetapi jarang orang bisa mengambil pesan yang terkandung didalamnya. Dalam alam modern ini saya akan mencoba menggambarkan zamannya Sinti Nurbaya.

Siti Nurbaya lahir dilingkungan elite di kakampunya, parasnya juga lumayan sehingga menjadi idola, baik oleh sesama wanita apalagi para lelaki,..

Wakttu kecil dia dimanja dan disayang oleh orang tuanya, kerjanya hanya bermain-main dan bersenang-senang dengan teman sebayanya.

Umurnya makin bertambah, wajahnya makin menarik, banyak pinangan datang, tetapi semuanya ditolak oleh orang tuanya, karena orang tuanya memilih calon mantu yang sesuai dengan tingkat sisial dan ekonomi keluarganya.

Waktu tidak mau menunggunya, orang tuanya makin kropos, wajah Siti Nurbaya tidak bercahaya lagi. Teman-teman sebayanya sudah tidak ada lagi yang bisa diajak bermain, mereka sudah mengendong anak, sibuk mengurus suaminya, tetapi Siti Nurbaya masih bermain dengan anak2 yang lebih kecil.

Dia tidak lagi mendengar teman sepermaiannya menyebut dirinya Siti Nurbaya, tetapi emak siti menandakan teman sepermainannya sekarang adalah anak2 teman sebayanya dulu,.

Waktu berjalan terus, tetapi Siti Nurbaya tetap pada kebiasaannya, selalu mampang didepan cermin, dan bermain dengan anak2, tetapi muka yang dilihatnya didepan cermin tidak lagi secantik dulu. Rambut yang dulunya hitam lembut dan gemulai, sekarang sdh nampak memutih, kulit muka sudah keriput, tidak nampak lagi senyum manis.

Kalau dia bermain, teman2nya tidak ada yang menyebutkan emak Siti, tetapi mereka sudah memanggilnya nenek Siti, ini menandakan bahwa yang dia ajak bermain sekarang adalah cucu2 dari teman2 sebayanya dulu,..

Yang dibanggakan keluarganya dulu, seperti orang tua, sawah, ternak semuanya sudah tidak berarti lagi,..sekarang Siti Nurbaya tinggal sendirian didalam rumah mengenang masa lalunya, tidak ada lagi anak mau bermain dengannya, berbeda dengan tetangganya disebelah, teman sebayanya dulu , selalu ramai dengan anak2 dan cucu2nya.

Zaman Siti Nurbaya berlaku bagi setiap orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman. Setiap orang yang terbelenggu oleh zaman keemasannya adalah tokoh Siti Nurbaya, seperti para artis yang tidak bisa alih profesi, anak2 orang kaya yang tidak memiliki skil dll

Bagi para artis, para wanita carrier yang bangga akan kecantikan, bangga akan carrier dan status sosialnya, jangan lupa kodrat anda sebagai ibu, kesenangan yang anda nikamti sekarang akan and bayar mahal diwaktu tua, seperti nasibnya Siti Nurbaya,..

Demikian pula dalam bidang agama, zaman keemasan agama sudah berlalu, sekarang bukan zaman jahiliah, bukan zaman raja2 dan nabi2, tetapi zamannya teknologi, bukan lagi zamannya kepercayaan kepada Tuhan, tetapi zamannya mengetahui Tuhan, Tuhan bukan lagi dipercayai, tetapi diketahui .

Sekarang bukan lagi zamanya penyebaran agama, tetapi zamanya penyebaran sainces, gereja2 dinegeri asalnya nasibnya seperti nasib Siti Burbaya, duduk sendirian tanpa anak cucu, di Indonesia tinggal menunggu waktu,..golobalisasi sudah didepan mata,..

Sekarang bukan zaman bangkitnya agama, tetapi zaman runtuhnya agama, kenapa mendirikan rumah dibawah tembok yang sudah miring,..?

Agama yang tidak bisa mengikuti pengetahuan, tetap pada doktrin keyakinan, nasibnya sama dengan Siti Nurbaya, sama dengan nasib binatang langka, habitatnya akan tergusur, lalu masuk kampung mengamuk, seperti gajah sumatra.

Agama yang berlandaskan realitas dan pengetahuan akan tetap exis, sebab dia selalu sesuai dengan kebutuhan dan intlegensia manusia, misalnya ilmuan yang sedang stres dan penat, dia perlu relektansi, meditasi, atau yoga untuk mengembalikan energinya. Kalau dia sudah mengetahui Tuhan, dia cukup mengambil energi Tuhan, tidak perlu berdoa atau didoakan. Itulah bedanya umat yang mengetahui Tuhan dengan umat yang percaya Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar