Sabtu, 30 Januari 2010

TASAWUF DALAM ALQRU'AN

TIDAK ADA AJARAN TASAWUF DALAM ALQUR’AN.

Mengikuti perdebatan tentang tasawuf, apakah masuk dalam ajaran agama atau tidak, saya mencoba menyelusuri kandungan Alqur’an, ternyata memang benar tidak ada saya temukan ajaran tasawuf, bahkan ada penegasan bahwa ajaran tentang kegaiban itu tidak di ajarkan.

Mari kita coba renungkan ayat berikut : ( 10:20) Dan kata mereka : Kenapa tidak diturunkan kepadanya ajaran tentang Tuhan,..? Maka katakanlah : Sesunguhnya kegaiban itu adalah kepunyaan Allah sebab itu tunggu sajalah olehmu, sesungguhnya aku bersama kamu termasuk orang-orang yang menunggu .

Ajaran tasawuf adalah ajaran tentang Tuhan, ajaran tentang kegaiban, ajaran tentang spirit, ajaran tentang roh, tidak ada satu katapun yang dapat menerangkan persoalan itu, karena semua kata2 manusia hanya dapat digunakan untuk menerangkan apa yang dapat dijangkau oleh pikiran manusi yang bersifat duniawi.

Pemahaman tentang Tuhan hanya bisa didapat melalui pencerahan, yaitu peningkatan kesadaran manusia dari kesadaran fisikal menjadi kesadaran rohaniah. Yesus katakan : “Sebelum kamu dilahirkan dari Roh, sekali-kali kamu tidak bisa melihat kerajaan Allah”

Untuk bisa lahir tidak bisa dipelajari, seorang bayi tidak perlu belajar bagaiamana caranya lahir, tunggu saja sampai umurnya cukup 9 bulan, dia akan lahir dengan sendirinya, demikian pula umat beragama, ikuti ajaran agama sampai kita cukup dewasa, artinya bathin kita sudah bersih dari kotoran duniawi, pencerhan itu pasti datang. Seperti kaca jendela yang sudah bersih, sinar terang pasti akan masuk kedalam ruangan.

Menurut Alqur’an Umat Islam ada tiga macam seperti ( 35:32)
Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih diantara mereka
1. Ada yang menganiaya diri mereka sendiri,..
2. Ada yang pertengahan,..
3. Ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan.

Umat yang menganiaya diri sendiri ialah mereka yang merusak kehidupannya sendiri, misalnya dengan menanam kebencian dalan hatinya, seperti para extrimis, hidup dikejar-kejar, membuat onar, melanggar hukum dgn alasan agama, sehingga dipenjara bahkan dihukum mati. Ada juga yang menggunakan ayat2 agama utk berteman dengan jin, mencari kesaktian, ilmu kebathinan/santet dll.

Umat yang berada dipertengahan ialah mereka yang bergama dengan menjalankan kebaikan seperti ada dikatakan : Kasihilah Tuhanmu dengan sebulat hatimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri, itulah isi taorat dan kitab para nabi-nabi.

Umat ketiga ialah mereka yang terlebih dahulu berbuat kebaikan , artinya mereka telah menjalankan kehidupan bergama dengan baik, sekarang mereka telah mendapat pencerahan, mereka bukan lagi orang yang menunggu, tetapi sudah lahir dari roh, dapat melihat dan mengenal Tuhan. Merekalah para sufi yang sdh meninggalkan kehidupan duniawinya,.
Untuk mencapai tingkat ketiga, anda harus melalui tingkat kedua, artinya anda harus terlebih dahulu berbuat kebaikan, menjalankan agama dengan benar sehingga hati anda bersih dari kebencian, dipenuhi dengn kasih yaitu kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama manusia, dengan demikian pencerahan atau sinar illhi akan masuk kedalam kalbu anda.

Hal ini dapat saya gambarkan umat itu seperti komunitas semut merah: Semasih dalam tanah mereka semua seperti semut, tetapi diantara semut2 itu ada yang sudah dewasa, masuk kepompong , kemudian lahir sebagai laron, terbang meninggalkan komunitasnya. Demikian pula para sufi meninggalkan keyakinannya, karena mereka sudah melihat dan mengenal apa yang diyakininya dalam kehidupan beragama.

Kalau ada buku atau orang yang mengajarkan ajaran tasawuf, pasti tidak benar, yang bisa diajarkan ialah ilmu kebathinan, ilmu superntural, atau ilmu megic. White megic memang bisa memberikan petunjuk bagaimana caranya mnembersihkan bathin, sama seperti ajaran agama memberika petunjuk cara2 membersihkan bathin diantaranya dgn sembahyang.

Lao Tse katakan : “Tao yang dapat dibicarakan bukanlah Tao yang benar, nama yang diberikan bukan pula nama sebenarnya.” Demikian pula tentang Tuhan , bagaimanapun Yesus mencoba menerangkan Tentang Allah, tetap saja dia divonis menghujat Allah, karena pikiran daging tidak bisa menangkap hal2 yang bersifat rohaniah. Tidak ada kata2 atau nama yang cocok untuk Tuhan, sebab kata2 atau nama yang bisa dibuat manusia terbatas pada imajinasi manusia yang sempit.

Pemahaman tentang Tuhan hanya untuk diri sendiri, tanpa kata dan tanpa nama,.. amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar